Senin, 01 April 2013

Berbakti Kepada Orang Tua

Sebuah tulisan dari buletin at tauhid, sekedar untuk mengingatkan diri sendiri dan semoga juga berguna buat teman teman, tentang Durhaka pada orang tua atau Uquuqul walidain.
Kedudukan Berbakti Kepada Orang Tua
Islam telah mensyariatkan bahwa orang tua memiliki porsi tertinggi untuk diberi pelayanan oleh seorang anak. Oleh karena itu, membuat kedua orang tua menangis adalah salah satu larangan yang harus dijauhi.
mom and baby
mom and baby
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu' anhu, beliau berkata, "Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah seraya berkata, 'Saya datang demi berbaiat kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan kedua orang tuaku menangis.' Maka, Rasulullah bersabda, 'Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.'" (HR. Abu Dawud).
Ibu dan bapak merupakan sebab lahirnya kita di dunia ini. Oleh karena itu, perhatikanlah bahwa Allah telah meununjukkan besarnya hak orang tua dengan menggandengkan antara perintah untuk berbuat baik kepada keduanya dengan perintah untuk bertauhid kepada-Nya, sebagaimana dalam potongan surat Luqman, ayat 14 berikut ini, yang artinya "Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu." Dengan demikian, melakukan kedurhakaan kepada orang tua merupakan perbuatan keji dan termasuk dosa besar yang diancam dengan siksa neraka.
Dari Thoisalah rahimahullah bahwasanya Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu berkata kepadanya, "Apakah engkau takut masuk neraka?". Aku berkata, "iya". Ia berkata, "Dan apakah engkau ingin masuk dalam surga?". Aku berkata, "Iya". ia berkata, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?". Aku berkata "Ibuku bersamaku". Ia berkata "Demi Allah jika engkau lembut tatkala berbicara dengannya dan engkau memberi makan kepadanya maka engkau sungguh akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar" (tafsir Ath-Thabari).
Besarnya Dosa Mendurhakai Orang Tua
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu. Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dosa-dosa besar adalah berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa serta sumpah palsu. (HR. Bukhari). Perhatikan hadist tersebut. Rasulullah menempatkan dosa durhaka kepada orang tua setelah dosa syirik, dan sebelum dosa membunuh jiwa. Maka bisa kita bayangkan betapa besar dosa ini.
Batasan Durhaka Kepada Orang Tua
Allah Ta'alla berfirman yang artinya, "Dan rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil" (Q.S. Al Isra' 23 - 23).
ibu dan anak
ibu dan anak
Dari ayat diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa sekedar ucapan "ah" yang notabene hanya pengingkaran lisan saja sudah termasuk perbuatan durhaka kepada orang tua. Maka, bagaimana dengan yang lebih besar dari itu?
Syaikh Taqiyyuddin As-Subki berkata, "definisi durhaka adalah menyakiti (mengganggu) kedua orang tua dengan jenis gangguan apa saja, baik tingkatan gangguan tersebut rendah atau tinggi, mereka melarang gangguan  itu atau tidak, atau sang anak menyelisihi perintah mereka berdua atau larangan mereka berdua dengan syarat (perintah atau larangan mereka) bukanlah kemasiatan."
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas mengurai bentuk-bentuk durhaka kepada kedua orang tua sebagai berikut:
1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) atau perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
2. Berkata 'ah' dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3. Membentak atau menghardik orang tua.
4. Bakhil. Tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
5. Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengakatan bodoh, kolot dan lain lain.
6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci dan menyiapkan makanan. Akan tetapi jika si Ibu melakukan perkejaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak mengapa dan karena itu anak harus berterimakasih.
7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
8. Memasukkan kemungkaran ke dalam rumah.
9. Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya.
10. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semcam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghapus Dosa Besar
Dari Atha bin Yasar dari Ibnu Abbas, "Bahwasanya ada seorang laki-laki menemuinya dan berkata, "Aku melamar seorang wanita dan ia menolak untuk menikah denganku. Lalu datang orang lain melamarnya, ia mau menikah dengannya. maka, aku pun cemburu dan aku bunuh wanita itu. Apakah aku masih bisa bertaubat?" Ibnu Abbas berkata, "Apakah ibumu masih hidup?" laki laki itu berkata, "Tidak". Ibnu Abbas berkata, "Bertaubatlah engkau kepada Allah dan dekatkanlah dirimu kepada Allah sekuat engkau." Lalu, pergilah orang itu dan aku pun (Atha' bin Yassar) bertanya kepada Ibnu Abbas mengapa ia menanyakan apakah ibu orang tersebut masih hidup." Ibnu abbas berkata, " Aku tidak mengetahui ada suatu yang lebih dekat kepada Allah daripada berbakti kepada ibu" (HR. Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar